Sastra Lisan: Analisa Lagu Dolanan




Wajibe Dadi Murid
Wajibe dadi murid
Ora kena pijer pamit
Kejaba yen lara, lara tenanan
Ra kena ethok-ethokan
Yen wis mari bali neng pamulangan
Ja nganti mbolos-bolosan
Mundhak dadi bocah bodho
Plonga-plongo kaya kebo




ANALISA LAGU DOLANAN “WAJIBE DADI MURID”
Syair lagu Wajibe Dadi Murid tersebut apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, menjadi sebagai berikut.
Kewajiban Sebagai Murid
Kewajiban sebagai murid
Tidak boleh sering membolos
Kecuali kalau sakit, sakit betulan
Tidak boleh pura-pura
Kalau sudah sembuh kembali sekolah
Jangan sampai membolos
Nanti menjadi anak yang bodoh
Tidak tahu apa-apa seperti kerbau
            Pengarang menciptakan tembang tersebut bertujuan untuk menyampaikan pesan kepada anak – anak sekolah atau murid agar mentaati atau mematuhi kewajibannya sebagai murid yaitu rajin  ke sekolah, jangan membolos atau meninggalkan pelajaran terkecuali bila sakit, rajin  belajar dan memperhatikan  nasihat dari  guru. apabila anak sekolah  sering membolos akan ketinggalan pelajaran sehingga  membuatnya  menjadi bodoh dan tertinggal dari teman temannya. Sampai saat ini  masih banyak murid / pelajar  yang tidak mentaati kewajibannya sebagai pelajar , seperti masih banyak pelajar yang suka membolos saat jam pelajaran sekolah karena ingin bermain atau malas dengan pelajarannya dan dengan gurunya. Dan banyak pelajar  yang melakukan tindak kriminal seperti tawuran antar sekolah. Dari hal tersebut pengarang ingin menyampaikan bahwa sebagai siswa kita harus belajar dengan sungguh-sungguh dan  ilmu  yang  telah didapatkan selama  mengenyam jenjang pendidikan dapat  berguna bagi nusa  dan  bangsa.
            Dalam tembang “Wajibe Dadi Murid” pengarang menggunakan bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan mudah untuk dipahami, sehingga dapat  dimengerti  secara langsung makna dari tembang tersebut.
            Pada baris pertama berbunyi “Wajibe Dadi Murid”, mempunyai maksud sebagai murid kita harus mentaaati peraturan yang berlaku, tindak bertindak atau bertingkah laku semaunya sendiri dan semua itu sudah ada aturannya.
            Pada baris kedua berbunyi “Ora kena pijer pamit”, mempunyai maksud sebagai murid jangan sering ijin atau tidak mengikuti pelajaran. Sebagai murid  haruslah  rajin ke sekolah, karena dengan rajin berangkat sekolah kita dapat menimba ilmu banyak banyaknya.
            Pada baris kedua berbunyi “Kejaba yen lara, lara tenanan”, mempunyai maksud kita hanya boleh ijin jika sedang benar-benar sakit dan merasa tidak kuat untuk berangkat sekolah.
            Pada baris ketiga berbunyi “Ra kena ethok-ethokan”, mempunyai maksud jangan berpura-pura jika kita ijin untuk tidak berangkat sekolah karena sakit atau ada kepentingan sesuatu. Sangat disayangkan apabila kita tidak berangkat sekolah karena berpura-pura sakit. Dengan tidak berangkat sekolah kita akan ketinggalan pelajaran yang telah diterangkan oleh Bapak/Ibu Guru saat kita tidak berangkat sekolah.
            Pada baris keempat berbunyi “Yen wis mari bali neng pamulangan”, mempunyai maksud jika sudah sembuh dari sakit harus segera kembali berangkat sekolah. Sangat rugi apabila kita hanya bermalas-malasan di rumah dan tidak segera berangkat sekolah apabila sudah sembuh dari sakit.
            Pada baris kelima berbunyi “Ja nganti mbolos-bolosan”, mempunyai maksud jangan sampai kita membolos sekolah. Apalagi membolos sekolah hanya karena alasan tidak suka dengan pelajarannya atau tidak suka dengan gurunya. Itu sangat tidak berguna, karena dengan menghindari suatu pelajaran tertentu malah akan membuat kita semakin tidak mengerti dan semakin tidak suka dengan pelajaran tersebut. Sebenarnya kita hanya tinggal mempelajari bagaimana cara agar mengerti dan memahami pelajaran yang tidak disuka tadi agar menjadi pelajaran favorit kita.
            Pada baris kelima berbunyi “Mundhak dadi bocah bodho”, sedangkan baris keenam berbunyi “Plonga-plongo kaya kebo”, kedua baris tersebut mempunyai maksud jika sebagai siswa tidak mau sekolah atau belajar dengan sungguh-sungguh makan akan membuatnya menjadi siswa yang bodoh dan tidak bisa apa-apa. Pada saat ada tugas atau ulangan siswa tersebut tidak bisa mengerjakan sendiri tugas atau ulangannya melainkan mencontoh dari pekerjaan temannya. Perbuatan tersebut sangat disayangkan sekali karena untuk apa dia bersekolah jika yang dipikirkan hanyalah agar mendapatkan nilai yang baik bukannya ilmu apa saja yang sudah saya dapatkan.
            Dalam tembang dolanan “Wajibe Dadi Murid” mempunyai makna atau mengandung pesan tentang kewajiba-kewajiban seorang anak menjadi murid. Tembang dolanan tersebuit mengajarkan agar anak semangat untuk sekolah. Seorang murid juga diajarkan untuk tidak meninggalkan pelajaran jika sedang benar-benar sakit. Jika seorang murid suka membolos maka dia akan ketinggalan pelajaran dan ilmu yang dia dapatkan menjadi sedikit. Sedangkan anak yang ilmunya sedikit jika ditanya maka dia akan kebingungan dan tidak tahu apa-apa. Dan anak tersebut tadi akan digambarkan seperti kerbau yang suka bengong atau plonga-plongo saja. Dengan demikian, tembang dolanan “Wajibe Dadi Murid” ini akan memberikan semangat belajar dan bersekolah kepada anak.
Category: 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar

Sastra Lisan: Analisa Lagu Dolanan

| |




Wajibe Dadi Murid
Wajibe dadi murid
Ora kena pijer pamit
Kejaba yen lara, lara tenanan
Ra kena ethok-ethokan
Yen wis mari bali neng pamulangan
Ja nganti mbolos-bolosan
Mundhak dadi bocah bodho
Plonga-plongo kaya kebo




ANALISA LAGU DOLANAN “WAJIBE DADI MURID”
Syair lagu Wajibe Dadi Murid tersebut apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, menjadi sebagai berikut.
Kewajiban Sebagai Murid
Kewajiban sebagai murid
Tidak boleh sering membolos
Kecuali kalau sakit, sakit betulan
Tidak boleh pura-pura
Kalau sudah sembuh kembali sekolah
Jangan sampai membolos
Nanti menjadi anak yang bodoh
Tidak tahu apa-apa seperti kerbau
            Pengarang menciptakan tembang tersebut bertujuan untuk menyampaikan pesan kepada anak – anak sekolah atau murid agar mentaati atau mematuhi kewajibannya sebagai murid yaitu rajin  ke sekolah, jangan membolos atau meninggalkan pelajaran terkecuali bila sakit, rajin  belajar dan memperhatikan  nasihat dari  guru. apabila anak sekolah  sering membolos akan ketinggalan pelajaran sehingga  membuatnya  menjadi bodoh dan tertinggal dari teman temannya. Sampai saat ini  masih banyak murid / pelajar  yang tidak mentaati kewajibannya sebagai pelajar , seperti masih banyak pelajar yang suka membolos saat jam pelajaran sekolah karena ingin bermain atau malas dengan pelajarannya dan dengan gurunya. Dan banyak pelajar  yang melakukan tindak kriminal seperti tawuran antar sekolah. Dari hal tersebut pengarang ingin menyampaikan bahwa sebagai siswa kita harus belajar dengan sungguh-sungguh dan  ilmu  yang  telah didapatkan selama  mengenyam jenjang pendidikan dapat  berguna bagi nusa  dan  bangsa.
            Dalam tembang “Wajibe Dadi Murid” pengarang menggunakan bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan mudah untuk dipahami, sehingga dapat  dimengerti  secara langsung makna dari tembang tersebut.
            Pada baris pertama berbunyi “Wajibe Dadi Murid”, mempunyai maksud sebagai murid kita harus mentaaati peraturan yang berlaku, tindak bertindak atau bertingkah laku semaunya sendiri dan semua itu sudah ada aturannya.
            Pada baris kedua berbunyi “Ora kena pijer pamit”, mempunyai maksud sebagai murid jangan sering ijin atau tidak mengikuti pelajaran. Sebagai murid  haruslah  rajin ke sekolah, karena dengan rajin berangkat sekolah kita dapat menimba ilmu banyak banyaknya.
            Pada baris kedua berbunyi “Kejaba yen lara, lara tenanan”, mempunyai maksud kita hanya boleh ijin jika sedang benar-benar sakit dan merasa tidak kuat untuk berangkat sekolah.
            Pada baris ketiga berbunyi “Ra kena ethok-ethokan”, mempunyai maksud jangan berpura-pura jika kita ijin untuk tidak berangkat sekolah karena sakit atau ada kepentingan sesuatu. Sangat disayangkan apabila kita tidak berangkat sekolah karena berpura-pura sakit. Dengan tidak berangkat sekolah kita akan ketinggalan pelajaran yang telah diterangkan oleh Bapak/Ibu Guru saat kita tidak berangkat sekolah.
            Pada baris keempat berbunyi “Yen wis mari bali neng pamulangan”, mempunyai maksud jika sudah sembuh dari sakit harus segera kembali berangkat sekolah. Sangat rugi apabila kita hanya bermalas-malasan di rumah dan tidak segera berangkat sekolah apabila sudah sembuh dari sakit.
            Pada baris kelima berbunyi “Ja nganti mbolos-bolosan”, mempunyai maksud jangan sampai kita membolos sekolah. Apalagi membolos sekolah hanya karena alasan tidak suka dengan pelajarannya atau tidak suka dengan gurunya. Itu sangat tidak berguna, karena dengan menghindari suatu pelajaran tertentu malah akan membuat kita semakin tidak mengerti dan semakin tidak suka dengan pelajaran tersebut. Sebenarnya kita hanya tinggal mempelajari bagaimana cara agar mengerti dan memahami pelajaran yang tidak disuka tadi agar menjadi pelajaran favorit kita.
            Pada baris kelima berbunyi “Mundhak dadi bocah bodho”, sedangkan baris keenam berbunyi “Plonga-plongo kaya kebo”, kedua baris tersebut mempunyai maksud jika sebagai siswa tidak mau sekolah atau belajar dengan sungguh-sungguh makan akan membuatnya menjadi siswa yang bodoh dan tidak bisa apa-apa. Pada saat ada tugas atau ulangan siswa tersebut tidak bisa mengerjakan sendiri tugas atau ulangannya melainkan mencontoh dari pekerjaan temannya. Perbuatan tersebut sangat disayangkan sekali karena untuk apa dia bersekolah jika yang dipikirkan hanyalah agar mendapatkan nilai yang baik bukannya ilmu apa saja yang sudah saya dapatkan.
            Dalam tembang dolanan “Wajibe Dadi Murid” mempunyai makna atau mengandung pesan tentang kewajiba-kewajiban seorang anak menjadi murid. Tembang dolanan tersebuit mengajarkan agar anak semangat untuk sekolah. Seorang murid juga diajarkan untuk tidak meninggalkan pelajaran jika sedang benar-benar sakit. Jika seorang murid suka membolos maka dia akan ketinggalan pelajaran dan ilmu yang dia dapatkan menjadi sedikit. Sedangkan anak yang ilmunya sedikit jika ditanya maka dia akan kebingungan dan tidak tahu apa-apa. Dan anak tersebut tadi akan digambarkan seperti kerbau yang suka bengong atau plonga-plongo saja. Dengan demikian, tembang dolanan “Wajibe Dadi Murid” ini akan memberikan semangat belajar dan bersekolah kepada anak.

0 komentar:

Posting Komentar

.