Psikolinguistik



Secara etimologi kata psikolinguistik terbentuk dari kata psikologi dan  linguistik, yakni dua bidang ilmu yang berbeda, dengan prosedur dan metode yang berlainan, namun sama-sama meneliti bahasa sebagai objek formalnya. Linguistik mengkaji struktur bahasa, sedangkan psikologi mengkaji perilaku berbahasa atau proses berbahasa. Istilah  psikolinguistik lahir  tahun 1954, yakni tahun terbitnya buku Psycolinguistics : A Survey of Theory and Research Problem yang disunting oleh Charles E. Osgood dan Thomas A. Sebeok, di Bloomington, Amerika  Serikat.
          Robert Lado seorang ahli dalam bidang pengajaran bahasa mengatakan bahwa psikolinguistik adalah pendekatan gabungan melalui psikologi dan linguistik bagi  telaah atau studi pengetahuan bahasa, bahasa dalam pemakaian, perubahan bahasa, dan hal-hal yang ada kaitanya dengan itu yang tidak begitu mudah dicapai atau didekati  melalui salah satu dari kedua ilmu tersebut secara terpisah atau sendiri-sendiri. (Lado, 1976 : 220).
          Menurut Ronald W. Langacker “psikolinguistik adalah studi atau telaah  mengenai behavior atau perilaku linguistik yaitu performansi atau perbuatan dan perlengkapan atau aparat psikologis yang bertanggung jawab atasnya“. (Langacker, 1968 : 6).
          Psikolinguistik menguraikan proses psikologi yang berlangsung jika seseorang  mengucapkan kalimat-kalimat yang didengarnya pada waktu berkomunikasi, dan  bagaimana kemampuan berbahasa itu diperoleh oleh manusia (Slobin, 1974 ; Meller, 1964; Slama Cazahu, 1973). Secara teoritis tujuan utama psikolinguistik adalah  mencari satu teori bahasa yang secara linguistik bisa diterima dan secara psikologi  dapat menerangkan hakikat bahasa dan pemerolehannya.  
Untuk mengetahui lebih lanjut contoh analisis tentang psikolinguistik, dapat di download pada link di bawah.

Category: 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar

Psikolinguistik

| |



Secara etimologi kata psikolinguistik terbentuk dari kata psikologi dan  linguistik, yakni dua bidang ilmu yang berbeda, dengan prosedur dan metode yang berlainan, namun sama-sama meneliti bahasa sebagai objek formalnya. Linguistik mengkaji struktur bahasa, sedangkan psikologi mengkaji perilaku berbahasa atau proses berbahasa. Istilah  psikolinguistik lahir  tahun 1954, yakni tahun terbitnya buku Psycolinguistics : A Survey of Theory and Research Problem yang disunting oleh Charles E. Osgood dan Thomas A. Sebeok, di Bloomington, Amerika  Serikat.
          Robert Lado seorang ahli dalam bidang pengajaran bahasa mengatakan bahwa psikolinguistik adalah pendekatan gabungan melalui psikologi dan linguistik bagi  telaah atau studi pengetahuan bahasa, bahasa dalam pemakaian, perubahan bahasa, dan hal-hal yang ada kaitanya dengan itu yang tidak begitu mudah dicapai atau didekati  melalui salah satu dari kedua ilmu tersebut secara terpisah atau sendiri-sendiri. (Lado, 1976 : 220).
          Menurut Ronald W. Langacker “psikolinguistik adalah studi atau telaah  mengenai behavior atau perilaku linguistik yaitu performansi atau perbuatan dan perlengkapan atau aparat psikologis yang bertanggung jawab atasnya“. (Langacker, 1968 : 6).
          Psikolinguistik menguraikan proses psikologi yang berlangsung jika seseorang  mengucapkan kalimat-kalimat yang didengarnya pada waktu berkomunikasi, dan  bagaimana kemampuan berbahasa itu diperoleh oleh manusia (Slobin, 1974 ; Meller, 1964; Slama Cazahu, 1973). Secara teoritis tujuan utama psikolinguistik adalah  mencari satu teori bahasa yang secara linguistik bisa diterima dan secara psikologi  dapat menerangkan hakikat bahasa dan pemerolehannya.  
Untuk mengetahui lebih lanjut contoh analisis tentang psikolinguistik, dapat di download pada link di bawah.

0 komentar:

Posting Komentar

.